Narasi bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun oleh Belanda adalah salah satu "fakta" yang paling sering diajarkan di sekolah dan populer di masyarakat. Namun, jika ditelisik lebih dalam, angka ini sebenarnya adalah mitos yang disederhanakan dari realitas sejarah yang jauh lebih kompleks.
Mitos 350 Tahun: Dari Mana Asalnya?
Angka "350 tahun" ini tidak muncul begitu saja. Beberapa sejarawan menduga angka ini mulai dipopulerkan oleh para tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, untuk membangkitkan semangat persatuan dan perlawanan rakyat melawan kolonialisme.
Titik Awal Penghitungan: Angka 350 tahun diperkirakan dihitung dari berdirinya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada tahun 1602 hingga Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Jeda waktu ini memang kurang lebih 343 tahun.
Tujuan Politis: Dengan menyatakan bahwa seluruh wilayah "Indonesia" telah dijajah dalam kurun waktu yang sangat lama, para pemimpin ingin menanamkan kesadaran kolektif akan penderitaan bersama dan menciptakan identitas nasional yang kuat.
Mengapa Angka 350 Tahun Dianggap Tidak Akurat?
Meskipun memiliki tujuan yang baik, para sejarawan modern sepakat bahwa angka 350 tahun tidak akurat karena beberapa alasan utama:
Wilayah yang Dijajah Tidak Serentak:
Penjajahan Belanda dimulai secara bertahap dan tidak merata. VOC memang menguasai sebagian besar perdagangan di kepulauan, tetapi kekuasaan fisik dan politik mereka baru efektif di beberapa wilayah, terutama Jawa dan Maluku.
Banyak wilayah lain, seperti Aceh, Bali, Lombok, dan Papua, baru benar-benar tunduk kepada kekuasaan Belanda pada akhir abad ke-19 atau bahkan awal abad ke-20. Contohnya, Aceh baru takluk sepenuhnya setelah Perang Aceh yang berlangsung puluhan tahun.
Peran VOC dan Pemerintah Kolonial Belanda:
Dari tahun 1602 hingga 1799, yang berkuasa di Indonesia adalah VOC, sebuah kongsi dagang (perusahaan), bukan pemerintah Kerajaan Belanda. Meskipun bertindak seperti negara, VOC lebih fokus pada monopoli perdagangan dan tidak memiliki kontrol penuh atas seluruh wilayah.
Baru setelah VOC bangkrut dan dibubarkan pada tahun 1799, pemerintah Kerajaan Belanda mengambil alih dan membentuk Hindia Belanda. Penjajahan yang terstruktur dan masif dengan sistem birokrasi, pajak, dan kontrol militer baru benar-benar terjadi pada era ini, terutama setelah diberlakukannya Politik Etis pada awal abad ke-20.
Banyaknya Wilayah Merdeka:
Selama ratusan tahun, masih banyak kerajaan dan kesultanan lokal di berbagai pulau yang memiliki kedaulatan penuh dan tidak tunduk pada Belanda. Mereka baru kehilangan kekuasaannya setelah ditaklukkan secara militer oleh Belanda di era kolonialisme modern.
Kesimpulan: Realitas di Balik Narasi 350 Tahun
Jadi, apakah Indonesia dijajah 350 tahun? Secara historis, jawabannya adalah tidak.
Periode 1602-1799 adalah masa dominasi VOC, di mana kontrol Belanda masih terbatas pada perdagangan dan beberapa wilayah kunci. Ini bukan penjajahan yang merata di seluruh Nusantara.
Periode 1800-1942 adalah masa penjajahan yang lebih terstruktur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Namun, banyak wilayah di Nusantara yang baru merasakan penjajahan secara penuh di paruh kedua abad ke-19.
Selama masa perjuangan kemerdekaan, narasi "dijajah 350 tahun" berhasil menjadi alat pemersatu yang luar biasa. Ia menyatukan rakyat dari berbagai suku dan budaya di seluruh Nusantara dalam satu identitas: bangsa yang sama-sama menderita di bawah kolonialisme dan berjuang untuk merdeka.
Meskipun tidak akurat secara detail, narasi 350 tahun telah mengukir peran penting dalam pembentukan kesadaran nasional Indonesia. Ini menunjukkan bahwa sejarah tidak selalu hanya soal fakta, tetapi juga tentang bagaimana sebuah narasi digunakan untuk menggerakkan dan menyatukan sebuah bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar