Minggu, 23 Juni 2024

Sejarah Black Death

Black Death adalah salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah ini terjadi pada pertengahan abad ke-14 dan diperkirakan menewaskan antara 75 juta hingga 200 juta orang di Eurasia, dengan puncaknya terjadi di Eropa antara tahun 1347 hingga 1351.

Black Death disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, yang biasanya ditemukan pada kutu yang hidup di hewan pengerat seperti tikus. Wabah ini diperkirakan berasal dari dataran tinggi Asia Tengah, kemungkinan di sekitar wilayah Mongolia modern. Perdagangan di Jalur Sutra yang menghubungkan Timur dan Barat menjadi salah satu faktor utama penyebaran penyakit ini. Tentara Mongol dan pedagang yang berkelana melalui jalur ini membawa kutu yang terinfeksi ke berbagai daerah.

Pada tahun 1347, Black Death mencapai Eropa melalui pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam. Kota Kaffa (sekarang Feodosiya di Krimea) yang dikepung oleh tentara Mongol menjadi titik penting dalam penyebaran awal wabah ini. Ada catatan bahwa tentara Mongol melemparkan mayat-mayat yang terinfeksi ke dalam kota Kaffa sebagai senjata biologis. Dari Kaffa, para pedagang Genoa membawa wabah ini ke berbagai pelabuhan di Mediterania.

Pada Oktober 1347, kapal-kapal yang membawa orang-orang yang terinfeksi tiba di Messina, Sisilia. Penyakit ini kemudian menyebar ke seluruh Italia. Dalam beberapa bulan, penyakit ini telah mencapai kota-kota besar seperti Genoa dan Venesia. Dari Italia, Black Death menyebar dengan cepat ke Prancis, Spanyol, dan Portugal melalui jalur perdagangan dan peperangan. Pada tahun 1348, wabah ini mencapai Inggris melalui pelabuhan-pelabuhan di selatan. Wabah ini terus menyebar ke arah utara, mencapai Skandinavia pada tahun 1349, dan kemudian ke Rusia pada awal 1350-an.

Diperkirakan sekitar 30-60% populasi Eropa meninggal dunia akibat wabah ini. Beberapa kota mengalami kematian yang lebih tinggi, dengan seluruh populasi desa-desa terkadang musnah. Wabah ini menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Kekurangan tenaga kerja menyebabkan upah naik, sementara harga barang-barang menurun karena berkurangnya permintaan. Banyak petani meninggalkan ladang mereka, menyebabkan krisis agrikultur. Kota-kota dan desa-desa menjadi sepi dan ditinggalkan.

Wabah ini juga mengubah struktur sosial dan keagamaan masyarakat Eropa. Banyak orang kehilangan kepercayaan pada gereja dan otoritas karena ketidakmampuan mereka untuk mencegah atau menjelaskan penyakit ini. Terjadi peningkatan dalam praktek-praktek keagamaan ekstrim dan takhayul, serta kerusuhan sosial yang disebabkan oleh ketegangan dan ketakutan yang meluas.

Meskipun wabah besar berakhir sekitar tahun 1351, Black Death muncul kembali dalam wabah-wabah yang lebih kecil di berbagai bagian Eropa selama beberapa abad berikutnya. Pandemi ini meninggalkan dampak jangka panjang yang mendalam pada demografi, ekonomi, dan budaya Eropa, mempengaruhi perkembangan sejarah Eropa menuju Renaisans dan periode modern awal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar